SF-UPDATE,-- Seperti biasa, malam dengan genit menancapkan kuku dinginnya, membelai menusuk tulang dan sendi. Sebenarnya, keheningan telah menyelimuti Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC) Holis Bandung, sejak azan Isya berkumandang. Motor-motor milik karyawan yang terparkir dengan cekatan dimasukan ke ruangan. Meski pintu ditutup, tak berarti layanan 24 jam tak bisa berjalan. Member hanya tinggal mengetuk pintu atau memencet bel.
Kesunyian terus berlanjut hingga jarum jam merangkak naik ke angka 10. Di sudut layanan pendaftaran, telah berkumpul sebuah keluarga kecil, lengkap dengan sang ibu hamil yang duduk di kursi roda.
Usai di ruangan, sesekali bidan yang berjaga mengecek kondisi member yang baru saja melewati proses pembukaan ketiga, baru genap empat itu sekitar tengah malam. Proses penantian yang membutuhkan kesabaran.
Saat menduga waktu lahiran masih lama karena proses pembukaan yang berjalan cukup lambat. Namun lain halnya dengan garis takdir-Nya, di sepertiga malam itu, saat temaramnya langit menyapu rata seluruh RBC dan kawasan di sekitarnya. Tetiba, sang ibu mulai merasakan pertanda itu. Dengan cekatan, bidan Irma yang berjaga, dibantu co-ast mengurus persalinan seorang ibu muda, bernama Siti Awaliyah.
Tak lama, sekira lima hingga sepuluh menit berselang, tangis seorang makhluk mungil merobek keheningan. Alunannya begitu melengking, berulang-ulang. Menyisakan kebahagiaan mencairkan ketegangan.Kala itu, waktu sudah menunjukkan pukul 02.30 WIB, selemparan batu sebelum fajar menyingsing.
“Alhamdulillah kembali diberikan kepercayaan. Lahir bayi laki-laki, sebagaimana yang diharapkan, normal juga sehat,” ujar sang suami, Ari Rahman, warga Cigondewah di sela waktu luangnya, Selasa (13/03/2017).
Menurut Ari, ia merasa beruntung ketika bidan-bidan RBC memberikan pelayanan optimal terhadap istri dan buah hatinya. Dari sebelum proses kelahiran, asupan gizi hingga senam ibu hamil.
“Di sini bidannya baik-baik, cekatan, juga sabar,” ungkap Ari, yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai home industri.
Sementara itu, bidan Nur Laila Sari yang juga turut membantu membersihkan bayi yang baru lahir tersebut juga merasa lega. Ia turut bersyukur persalinan berjalan cukup lancar, meski ada beberapa perawatan lanjutan pasca melahirkan untuk sang ibu. Di antaranya ada luka robekan sedikit, namun sudah dijahit dan ditangani dengan baik.
Untuk perawatan terhadap bayinya sendiri, bidan Nur menegaskan RBC memang komitmen dengan standar prosedur kelahiran. Mulai dari penilaian terhadap bayi; warnanya, pergerakan otot, dan tangisannya.
“Usai dinyatakan bagus, tali pusarnya dipotong, lalu dilakukan pengambilan lendir dari mulut dan hidung, lalu bayi tersebut dibersihkan.
Belum sampai situ, imbuh bidan Nur bayi kemudian melakukan proses kontak pertama dengan ibunya (bonding) selama satu jam, baru diberikan vitamin K. "Memang prosedur kelahirannya kurang lebih seperti itu. dan RBC senantiasa komit dengan standar pelayanan tersebut,” pungkasnya. []
Reporter : Mahar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar