SF-UPDATES,-- Founder Rumah Kolaborasi cum Direktur Kerja Sama dan Korporasi Akademik Universitas Padjadjaran, Dwi Purnomo memaparkan materi "Best Practice Regenerasi Social Entrepreneur" dalam Focus Group Discussion di Gedung Wakaf 99 Jl. Sidomukti 99 H, Bandung, Sabtu (11/3/2017). Kegiatan tersebut dihadiri manajemen Sinergi Foundation, tim Program, perwakilan strategis MarComm, dan pendamping asrama Beasiswa Pemimpin Bangsa (BPB).
Ia menjelaskan, social enterpreneur berangkat dari tiga hal penting yakni people, profit, dan people. Menurut Dwi, sistem ini sangat cocok diaplikasikan pada post-industrial seperti sekarang ini. Dan yang paling penting, sistem ini berdampak bagi masyarakat yang bertujuan untuk menggerakkan kegiatan sosial dan kemandirian.
Dalam acara ini, Dwi juga menjelaskan bagaimana peranan lembaga dapat meregenerasi individu-individu dalam naungannya agar menjadi human resource yang mewarisi nilai, budaya, dan visi perusahaan. Juga peranan lembaga sebagai wadah untuk memahami hidden potential pekerjanya. Sehingga, hasil dari pengembangan tersebut juga berdampak pada lembaga serta menciptakan tolak ukur baru dalam kesejahteraan.
"Kesejahteraan tidak hanya diukur dari sisi materi saja, bisa dari tingkat pendidikan, kebahagiaan, dan relasi atau jaringan yang dimiliki individu tersebut,'' papar Dwi.
Setiap individu, ia melanjutkan, memiliki cara pandang dan potensi yang berbeda. Jadi, hematnya, jika lembaga memiliki niatan untuk menyamakan persepsi, hal itu hanya akan membuang-buang waktu. Tetapi lain, jika yang disamakan adalah nilai, budaya, dan visi. Apapun jalan yang ditempuh, individu tersebut akan mencapai nilai, budaya, dan visi yang diharapkan lembaga.
Melalui penerapan social enterpreneur, baik lembaga maupun individu yang independen, diharapkan muncul sensitivitas sosial dan kesadaran akan proses dalam mencapai tujuan. Karena, Dwi berpendapat, generasi saat ini cenderung instan dan tidak memahami cara berpikir orang-orang disekelilingnya. Untuk itu dibutuhkan teknik untuk memahami perasaan simpati dan empati, dengan cara mengubah sudut pandang.
"Saya berharap, semakin banyak orang-orang yang menyebarkan kebaikan dengan melakukan social enterpreneur.'' tandas Dwi. []
(Nurma)